Jumat, 19 Juni 2009

BE A MODEL

AKU BEN SANCA SUDAH MALANG MELINTANG DI DUNIA ENTERTAINMENT,.,

BUTUH MODEL UNTUK MAJALAH ATAU LAYOUTS ATAU UNTUK LOGO PERUSAHAAN HUBUNGI BEN YAHHH.,.,. HEHEHEHEHEHE

Photo Effects

Sabtu, 13 Juni 2009

semangat sang tupai

Dalam buku Gung Ho!, Ken Blanchard - penulis One Minute manager - menyampaikan 3 rahasia untuk membuat organisasi menjadi solid.

Rahasia pertama adalah memberikan visi kepada tim bahwa apa yang dilakukan mereka sangatlah bernilai. Ini dia sebut sebagai the Spirit of the Squirrel (semangat si Tupai). Rahasia kedua adalah membuat setiap orang tahu tanggungjawabnya masing-masing dan mengemban tanggung jawab sebaik-baiknya sesuai kemampuan, dengan caranya masing-masing. (konsep ini mirip dengan apa yang disebut Jim Collins dalam buku Good to Great sebagai orang tepat yang ’self-managed’). Ken menyebutnya the Way of the Beaver (cara si Beaver).

Rahasia ke-tiga adalah budaya saling memberi semangat yang diilhami perilaku angsa-angsa. Ken menyebutnya the Gift of the Goose. Kuncinya adalah terus mempertahankan antusiasme tim dengan memberikan apresiasi kepada kelompok terhadap prestasi baik besar maupun kecil. Lebih jauh lagi konsep ini bahkan menekankan pemberian apresiasi kepada tim walaupun belum mencapai hasil. Pernahkah Anda melihat sekelompok angsa (atau bangau kalau di tempat kita) yang terbang dalam formasi V dan selalu berkaok-kaok? Ya, mereka saling berkaok-kaok untuk memberi semangat satu sama lain.

Saya kira Anda juga pernah melihat pertandingan sepakbola di mana dukungan supporter mampu meingkatkan moral pemain. Kita lihat hal yang sama saat tim bulutangkis kita main di All England, juga kita lihat di liga Softball Amerika, dan yang paling kentara adalah cheer leader di pertandingan basket NBA. Sumbangsih para supporter ini luar biasa besar bagi pemain (bayangkan apa jadinya pertandingan dengan penonton yang pasif duduk manis melihat pertandingan… ). Mereka memberi semangat terutama ketika timnya tertinggal dari lawan. Coba kalau mereka memberi semangat hanya kalau tim nya sudah menang, tentu yang terjadi justru timnya tidak menang. Berikan semangat kapan saja, baik sebelum maupun setelah prestasi tercapai.

Seringkali karena kita terlalu banyak prestasi maka kita menjadi kurang peka terhadap prestasi-prestasi kecil. Saat SMA dulu, kebetulan SMA saya (SMA 7 semarang) adalah sekolah penuh prestasi dan sering menjadi yang terbaik di berbagai bidang. Setiap kali upacara bendera hari senin, sangat sering diumumkan prestasi terbaru yang kami raih. Waktu itu saya perhatikan bahwa para siswa memberikan applaus yang meriah bila kami meraih juara 1 (terbaik). Sayangnya applaus tersebut sangat kurang bila juara 2 dan seterusnya. Saya kira hal positif dari budaya tersebut adalah dorongan untuk selalu menjadi yang terbaik (juara 1) seperti yang diterapkan Jack Welch di GE (menjadi no 1 atau no 2. kalau tidak, lebih baik tutup saja!). Tentu ini positif. Namun di sisi lain, budaya ini menunjukkan kurangnya apresiasi terhadap prestasi-prestasi kecil, yang sesungguhnya adalah awal dari munculnya prestasi-prestasi besar. Jadi, idealnya, kita selalu memberikan applaus yang meriah terhadap semua prestasi, dan spesial untuk juara terbaik kita berikan lebih meriah lagi!